Abu Dawud Membeli Surga dengan Satu Dirham

   


 Abu Dawud Membeli Surga dengan Satu Dirham

Penulis :

Ust. Abdul Qodir Abu Fa’izah, Lc. _hafizhahullah_

(Pengasuh Ponpes Al-Ihsan Gowa)

 

Di dalam sebuah status FB, seorang kawan mengunggah sebuah video ringkas ceramah Ustadz Dzulqarnain Muhammad Sunusi _hafizhahullah_ berisi kisah Imam Abu Dawud As-Sijistaniy yang mengamalkan sebuah sunnah berupa doa-mendoakan antara orang yang bersin dengan orang yang mendengarnya bersin seraya ia ucapkan tahmid ‘Alhamdulillah’ usai bersih. Setelah itu orang yang mendengarnya menjawab doanya, lalu yang bersih mendoakan juga suadaranya yang telah mendoakannya.

 

Kisah ini amat menarik bagi kami karena di dalamnya tergambar semangat Abu Dawud dalam menghidupkan sebuah sunnah Nabi –shollallohu alaihi wa sallam- yang terkadang dilalaikan dan diremehkan oleh sebagian kaum muslimin.

 

Karena kisah ini amat berharga menurut kami, dan pembaca juga penting untuk menelusuri kisah yang penuh ibroh ‘pelajaran’ ini, maka kami berusaha mencarinya di dalam kitab-kitab karya Al-Hafizh Ibnu Abdil Barr Al-Andalusiy. Namun, hasilnya nihil. Yah, mungkin kitab-kitab beliau di sisi kami belum semuanya kami miliki.

 

Namun, pembaca jangan bersedih dulu. Karena, kisah ini –alhamdulillah-, telah dinukilkan oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqolaniy dalam “Fath Al-Bari”.

 

Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqolaniy _rahimahullah_ berkata,

وَقد أخرج بن عَبْدِ الْبَرِّ بِسَنَدٍ جَيِّدٍ عَنْ أَبِي دَاوُدَ صَاحب "السّنَن" :

أَنه كَانَ فِي سَفِينَةٍ فَسَمِعَ عَاطِسًا عَلَى الشَّطِّ حَمِدَ فَاكْتَرَى قَارِبًا بِدِرْهَمٍ حَتَّى جَاءَ إِلَى الْعَاطِسِ فَشَمَّتَهُ ثُمَّ رَجَعَ فَسُئِلَ عَنْ ذَلِكَ فَقَالَ لَعَلَّهُ يَكُونُ مُجَابَ الدَّعْوَةِ فَلَمَّا رَقَدُوا سَمِعُوا قَائِلًا يَقُولُ يَا أَهْلَ____السَّفِينَةِ إِنَّ أَبَا دَاوُدَ اشْتَرَى الْجَنَّةَ مِنَ اللَّهِ بِدِرْهَمٍ." اهـ من فتح الباري لابن حجر (10/ 610_611)

 “Sungguh Ibnu Abdul telah meriwayatkan dengan sanad-nya dari Abu Dawud, Penulis Kitab Sunan (yakni, Sunan Abi Dawud) :

“Dahulu Abu Dawud berada di atas sebuah perahu, lalu beliau mendengarkan orang yang bersin di pantai, sedang orang yang bersin itu memuji Allah (mengucapkan, “Alhamdulillah”). Kemudian Abu Dawud pun menyewa sebuah sampan dengan satu dirham sehingga beliau datang kepada orang yang bersin tersebut seraya men-tasymit-nya (yakni, mengucapkan doa, “Yarhamukallah”).

Kemudian Abu Dawud kembali (ke perahu besar yang beliau tumpangi sebelumnya). Lalu beliau ditanya tentang hal itu. Beliau katakan, “Bisa jadi orang itu dikabulkan doanya.”

Tatkala mereka (semua penumpang perahu) tertidur, maka mereka semuanya mendengarkan seseorang yang berkata, “Wahai para penumpang perahu, sesungguhnya Abu Dawud telah membeli surga dari Allah dengan satu dirham.” [Fath Al-Bari Syarh Shohih Al-Bukhoriy (10/610-611)]

 

Di dalam kisah ini, diceritakan bahwa Imam Abu Dawud As-Sijistaniy ‘Penulis Kitab Sunan Abi Dawud’ pernah melakukan sebuah perjalanan melintasi lautan dengan sebuah perahu besar.

 

Ketika perahu yang beliau tumpangi mulai berangkat dan meninggalkan pantai, maka tiba-tiba saja terdengar oleh beliau seorang yang bersin seraya mengucapkan, “Alhamdulillah” di pantai.

 

Saat itu, beliau ingin mendoakan orang itu dengan kalimat,

(يَرْحَمُكَ اللَّهُ)

Namun, beliau berpikir bahwa jika beliau doakan dari kejauhan di atas perahu, maka orang bersin itu tidak akan mendoakannya dengan doa yang disyariatkan untuk diucapkan oleh orang bersin kepada saudaranya berupa doa, “Yarhamukallah”.

 

Demi mendapatkan doa balasan dari saudaranya yang bersin tersebut, maka Abu Dawud meminta izin kepada nakhoda untuk turun sejenak dari perahu yang ditumpanginya, lalu menyewa sebuah perahu kecil yang kita kenal dengan istilah sampan dengan harga sewa satu dirham.

 

Akhirnya, Abu Dawud menumpangi sampan itu menuju pantai sekadar untuk mendoakan saudaranya (dengan doa, “Yarhamukallah”), dengan harapan saudaranya yang bersin balik mendoakannya (dengan doa, “Yahdikumullohu wa yuslihu baalakum.”

 

Lalu kenapa beliau begitu semangat ke pantai hanya untuk mendoakan orang yang bersin itu?

 

Abu Dawud jelaskan hal itu kepada semua penumpang perahu besar yang bersamanya bahwa ia lakukan itu semuanya karena besar harapannya doa orang itu akan Allah kabulkan sehingga Allah akan selalu memberinya petunjuk dan memperbaiki keadaan Imam Abu Dawud _rahimahullah_ sebagaimana yang terkandung dalam doa balasan (“Yahdikumullohu wa yushlihu baalakum”) yang diucapkan oleh orang bersin.

 

Akhirnya, para penumpang mengerti tujuan Imam Abu Dawud dalam melakukan semua itu dengan susah payah.

 

Kemudian perahu besar mulai mengarungi lautan yang luas. Di tengah perjalanan, para penumpang mulai beristirahat, termasuk Abu Dawud. Ketika mereka terbangun, tiba-tiba mereka mendengarkan suara keras entah dari mana datangnya. 


Abu Dawud dan para penumpang lainnya mendengar suara itu berkata, “Wahai para penumpang kapal, sesungguhnya Abu Dawud telah membeli surga dari Allah dengan satu dirham.”

 

Para pembaca yang budiman, telah datang dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya dari Abu Huroiroh _radhiyallahu anhu_, dari Nabi _shollallohu alaihi wa sallam_, beliau bersabda,

"إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ : (الحَمْدُ لِلَّهِ)، وَلْيَقُلْ لَهُ أَخُوهُ أَوْ صَاحِبُهُ : (يَرْحَمُكَ اللَّهُ)،

فَإِذَا قَالَ لَهُ : (يَرْحَمُكَ اللَّهُ)، فَلْيَقُلْ : (يَهْدِيكُمُ اللَّهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ)." أخرجه البخاري في صحيحه (8/ 49) (رقم : 6224)

“Jika seorang di antara kalian bersin, maka hendaknya ia ucapkan (doa),

(الحَمْدُ لِلَّهِ)

“Alhamdulillah (artinya, “Segala puji bagi Allah.”)”.

Hendaknya saudara atau kawannya mengucapkan (doa),

(يَرْحَمُكَ اللَّهُ)،

“Yarhamukalloh (artinya : “Semoga Allah merahmatimu.”)”.

Kemudian hendaknya yang bersin mengucapkan (doa balasan),

(يَهْدِيكُمُ اللَّهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ)

“Yadikumullohu wa yushlihu baalakum.(artinya : “Semoga Allah memberimu petunjuk dan memperbaiki keadaanmu.”)”. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (8/49) (no. 6224)]

 

Inilah amalan syar’iy yang diamalkan oleh Abu Dawud dan saudaranya yang bersin di pantai berupa syariat saling mendoakan saat ada yang bersin sambil mengucapkan tahmid (“Alhamdulillah”).

 

Pelajaran yang Terpeting dari Kisah Ini :

 

1/ Di dalam kisah ini, tergambar semangat para ulama salaf dalam menghidupkan sunnah, sekecil apapun sunnah itu di mata manusia.

 

2/ Para salaf adalah generasi terbaik dalam mengamalkan dan menerapkan sunnah Nabi _shollallohu alaihi wa sallam_.

 

3/ Demi meraih surga, perlu adanya pengorbanan dan keikhlasan dalam meraihnya.

 

4/ Jalan-jalan kebaikan dalam agama yang mengantarkan ke surga amat banyak jalannya.

 

5/ Sekecil apapun kebaikan yang akan kita lakukan, maka jangan pernah meremehkannya karena terkadang amalan yang kecil dan remeh menurut kita, tapi ternyata penentu bagi nasig kita di akhirat.

 

6/ Di dalam kisah ini, terdapat metode pendidikan yang jitu bagi umat, pendidikan melalui perbuatan dan pemberian contoh agar manusia berteladan kepadanya dalam kebaikan.

 

7/ Kasih sayang antara seorang muslim dengan muslim yang lainnya dapat terwujud melalui kebiasaan saling mendoakan antara satu dengan yang lainnya.

 

8/ Doa seorang muslim terkadang Allah kabulkan secara langsung. Karena itu, hendaknya seorang jangan meremehkan urusan doa ini. Biasakanlah lisan kita mendoakan orang lain agar diberi hidayah, rahmat keberkahan, dan kebaikan.

 

9/ Ilmu agama adalah pembukan segala kebaikan. Karena, tidak mungkin dua orang dalam kisah di atas akan saling mendoakan dalam momen bersin itu, melainkan pasti keduanya telah mengenal sunnah Nabi _shollallohu alaihi wa sallam_ dalam perkara tersebut berupa dzikir dan doa saat bersin atau mendengar orang lain bersin.

 

وصلى الله على نبينا وآله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين

 

__________

 

Gowa, 15 Jumadal Akhiroh 1442 H.

 

 

 

 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini