Niat Belajar dan Kewajiban Menyampaikan Ilmu


Niat Belajar dan Kewajiban Menyampaikan Ilmu

(Tanya Jawab bersama Ustadz Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi)

 

Pertanyaan :

 

“Bagaimana dengan saya sebagai penuntut ilmu yang tidak berkeinginan menjadi seorang ustadz, tapi tujuan saya menuntut ilmu agar saya bisa mengangkat kebodohan dari diri saya, dan tidak jahil dalam agama?”

 

Ustadz Dzulqarnain bin Muhammad Sunusihafizhahumallah- menjawab,

 

“Niatnya bagus, tetapi ilmu itu dia punya hak. Kalau dia punya ilmu, di antara hak ilmu, diajarkan kepada orang yang tidak mengetahui. Yang penting diajarkan, mau disebut “ustadz”, tidak disebut “ustadz”, itu urusan dia. Yang jelas diajarkan ilmu yang dia ketahui. Ndak mesti orang yang mengajarkan ilmu itu disebut ustadz”.

 

Terus kalau dia belajar ilmu, dia tidak ajarkan dengan alasan zuhud tidak mau jadi ustadz?

 

Nanti siapa yang mau mengajari umat ini? Jadi, masalah itu jangan dilihat di satu sudut. Kadang ada orang di sudut tertentu dia ndak suka di situ, misalnya dia mengajar ilmu, lalu dia mengambil upah darinya, atau diberi sesuatu, sedang dia ndak suka. Itu bagus, tetapi jangan karena alasan itu, dia menelantarkan sudut-sudut syar'i yang lain.”

 

_________________

 

* Dijawab oleh Al ustadz Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi -hafizahullahu-, dalam sesi tanya jawab Tafsir Surah Al-Baqarah.[1]

 

* Tulisan ini telah diedit oleh Ustadz Abdul Qodir Abu Fa’izah –hafizhahullah-.


Komentar

Postingan populer dari blog ini